Keluargaku memutuskan untuk tinggal sementara di vila milik Paman karena rumah kami sedang direnovasi. Paman jarang mengunjungi vila tersebut selama beberapa bulan terakhir. Sebelum kami berangkat, Paman berpesan satu hal yang terdengar aneh: “Jangan pernah masuk ke gudang.” Aku tak mengerti mengapa, tapi aku dan keluargaku hanya menurut.
Begitu memasuki vila, hawa dingin segera menyambut kami, membuat tubuhku menggigil. Vila itu terasa sunyi, hampir seperti ada sesuatu yang mengawasi dari setiap sudut. Bangunan tua itu penuh sarang laba-laba, dengan kondisi yang gelap dan lembap, menambah suasana yang menakutkan.
“Iya, ingat pesan Paman,” ujar Ayah, menegaskan kembali peringatan yang sama. Aku dan Bunda hanya mengangguk. Meski di dalam hati ada rasa ingin tahu, kami tetap berusaha untuk tidak memikirkannya.
Kami mulai membersihkan vila. Aku membantu Bunda mengelap perabot yang dipenuhi debu, sementara Ayah sibuk membersihkan halaman depan. Vila itu tampak seperti ditinggalkan berbulan-bulan tanpa perawatan. “Kenapa Paman nggak menyuruh orang buat bersihin vila ini sih?” gumamku dengan nada mengeluh.
“Masih untung Paman mengizinkan kita tinggal di sini,” balas Bunda, berusaha menenangkan. Hari semakin sore, tapi vila ini masih jauh dari bersih. Setelah seharian membersihkan, rasa lelah mulai menguasai tubuhku. Aku bersandar di sofa di ruang tengah, berharap bisa sejenak beristirahat.
Tiba-tiba, terdengar suara rintihan perempuan yang samar namun cukup jelas. Jantungku berdebar kencang. Aku menoleh mencari sumber suara, tapi tak ada siapa-siapa di ruangan itu. Aku bergegas menghampiri Bunda yang sedang membersihkan kamar.
“Bunda, tadi denger suara nggak?” tanyaku sambil berharap dia juga mendengarnya.
“Suara apa? Bunda nggak denger apa-apa,” jawab Bunda dengan tenang, sambil terus membersihkan. Aku merasa bingung dan sedikit takut. Apakah aku hanya berhalusinasi?
“Sudah, mending kamu mandi dan bersiap-siap. Nanti kita makan malam di restoran Mayang,” kata Bunda. Mendengar itu, aku pun langsung menuju kamar mandi. Restoran Mayang adalah tempat favorit keluarga kami ketika berlibur di sini dulu.
Saat aku baru saja menyalakan keran air, terdengar ketukan di pintu. Aku bergegas mengenakan handuk dan membuka pintu kamar mandi, namun tidak ada siapa pun di sana. Aku merasa merinding. Keringat dingin mulai mengalir di keningku. Lalu suara itu terdengar lagi, “Keluarkan aku…” Suara rintihan perempuan yang sama seperti tadi.
Dengan gugup, aku melangkah menuju dapur, mengikuti arah suara yang semakin jelas. Bau busuk mulai tercium ketika aku mendekati gudang yang letaknya dekat dapur. Saat aku hendak membuka pintu gudang, tiba-tiba Ayah datang dan langsung menarik tanganku dengan kasar. “Kamu lupa pesan Paman? Jangan pernah masuk ke gudang!” bentaknya.
Aku hanya bisa meminta maaf meski rasa ingin tahuku semakin besar. Ada apa sebenarnya di dalam gudang itu?
Malam tiba. Kami bersiap-siap untuk makan malam di luar, tapi ketika Bunda hendak membuka pintu, pintu itu tidak bisa dibuka. Pintu depan yang sebelumnya tidak terkunci, tiba-tiba seperti tertahan dari dalam. Kami mencoba membuka jendela, tapi tidak ada satupun yang bisa terbuka. Panik mulai merayap ke dalam diri kami. Lampu mulai berkedip-kedip, dan suasana di vila itu berubah semakin menakutkan.
“Ada apa ini?” seru Ayah sambil berusaha keras membuka pintu. Tiba-tiba, terdengar suara tawa perempuan yang keras dan menggema di seluruh ruangan. Kami semakin ketakutan.
Bunda mencoba menghubungi Paman, namun nomor teleponnya tidak aktif. Sementara itu, Ayah berusaha memecahkan kaca jendela dengan kursi kayu, tetapi saat ia mengayunkannya, sesosok bayangan menyeramkan muncul dan menarik tangannya. Ayah terpelanting hingga terjatuh ke lantai. “Ampun, jangan bunuh aku!” teriaknya, membuatku dan Bunda semakin panik.
Sosok itu, seorang perempuan dengan rambut panjang kusut, mulai menyeret tubuh Ayah dan membantingnya ke meja hingga darah mengalir dari hidungnya. Dalam ketakutan yang luar biasa, aku menyadari sesuatu dari ucapan Ayah. Siapa sosok ini? Mengapa Ayah memohon ampun padanya?
Lampu tiba-tiba padam. Suara tawa itu menggema lagi, semakin menakutkan. Saat lampu menyala kembali beberapa menit kemudian, Ayah sudah tidak ada. Hanya bercak darah yang tersisa di lantai.
Aku dan Bunda sangat panik. Kami segera berlari ke kamar dan mengunci pintu. Namun suara ketukan diiringi tawa perempuan itu terus terdengar dari luar. Kami ketakutan setengah mati, saling berpelukan sambil menangis. Suara itu akhirnya berhenti, meninggalkan keheningan yang mencekam.
Dengan gemetar, aku memutuskan untuk keluar dan mengecek keadaan, sementara Bunda tetap di dalam kamar. Langkahku tertahan ketika melihat sesuatu yang mengerikan di ruang tamu. Tubuh Ayah tergeletak tanpa kepala. Aku menjerit histeris.
Tak lama kemudian, sosok perempuan menyeramkan itu muncul lagi, kali ini membawa kepala Ayah di tangannya. Dia melayang mendekati kami, dan tanpa sadar aku memungut sesuatu yang ia jatuhkan—sebuah foto. Di dalam foto itu, terlihat Ayah, Paman, dan seorang wanita yang wajahnya sangat mirip dengan sosok menyeramkan yang kini ada di hadapanku.
Ketakutan dan kebingungan menghantui pikiranku. Apa hubungan antara mereka? Siapa sebenarnya wanita itu?
Dengan tubuh gemetar, aku memberanikan diri membuka pintu gudang yang sebelumnya dilarang Paman. Di dalam gudang, aku menemukan sebuah peti besar yang terkunci dengan gembok. Setelah berjuang membukanya, aku terkejut melihat isi peti itu—jasad seorang wanita yang sudah membusuk, mengenakan kalung yang sama dengan yang ada di foto.
Rasa takut dan ngeri semakin membuncah dalam dadaku. Apakah wanita ini adalah korban dari perbuatan Ayah dan Paman? Rahasia apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?
Malam itu, di vila Paman, aku menyadari bahwa keluargaku mungkin terlibat dalam sesuatu yang jauh lebih gelap daripada sekadar renovasi rumah.
Rahasia di Vila Paman menggali misteri sebuah vila tua yang dihantui oleh masa lalu kelam. Apakah keluarga kita benar-benar mengenal siapa mereka, ataukah mereka menyembunyikan sesuatu yang lebih menakutkan dari yang terlihat di permukaan?
kanalesia.com | Bringing the knowledge you need