RIP! Inikah Akhir dari Qualcomm Snapdragon..??


Latar Belakang Kasus ARM dan Qualcomm

ARM Holdings adalah perusahaan yang mengembangkan desain arsitektur prosesor ARM, yang banyak digunakan oleh produsen chip, seperti Qualcomm, Apple, dan MediaTek. Pendapatan ARM berasal dari lisensi teknologi yang dibayarkan perusahaan-perusahaan ini untuk mengembangkan dan memproduksi chip berbasis arsitektur ARM. ARM menawarkan dua jenis lisensi utama:

  1. Technology License Agreement (TLA): Lisensi yang memungkinkan perusahaan menggunakan desain prosesor standar ARM, seperti ARM Cortex.
  2. Architecture License Agreement (ALA): Lisensi yang memungkinkan perusahaan mendesain prosesor khusus mereka sendiri yang kompatibel dengan arsitektur ARM.

Qualcomm telah memiliki kedua lisensi ini, memungkinkan mereka untuk memproduksi chip dengan desain standar ARM Cortex serta mendesain sendiri prosesor khusus melalui lisensi ALA.

Langkah ARM Memutus Lisensi Qualcomm

Pada minggu lalu, ARM mengejutkan dunia teknologi dengan memutus lisensi ALA Qualcomm, yang memungkinkan Qualcomm membuat desain core prosesor khusus. ARM memberikan Qualcomm waktu 60 hari untuk merespons, atau Qualcomm tidak akan dapat memproduksi chipset berbasis ARM dengan core prosesor khusus.

ARM berargumen bahwa setelah Qualcomm mengakuisisi Nuvia, sebuah startup pengembang chip, lisensi ALA milik Nuvia tidak dapat dialihkan ke Qualcomm. ARM menuntut Qualcomm untuk membuat kontrak baru untuk core prosesor dari Nuvia, tetapi Qualcomm menolak, dengan alasan bahwa lisensi ALA yang mereka miliki cukup untuk mengembangkan prosesor berdasarkan desain Nuvia.

Mengapa Keputusan Ini Berdampak Besar?

Keputusan ARM ini memiliki dampak besar karena chipset Qualcomm banyak digunakan oleh berbagai perangkat, termasuk laptop, tablet, dan smartphone yang berbasis Windows dan Android. Beberapa pihak yang akan terdampak di antaranya:

  • Microsoft: Banyak perangkat Windows on ARM yang menggunakan chipset Snapdragon dari Qualcomm. Jika Qualcomm kehilangan lisensi, ini dapat mengganggu pasokan chipset untuk perangkat Windows on ARM.
  • Produsen Smartphone: Perusahaan-perusahaan smartphone yang menggunakan Snapdragon harus mencari alternatif jika Qualcomm tidak bisa lagi memproduksi chipset ARM.
  • Apple dan ARM Sendiri: ARM sendiri bisa terkena dampak finansial jika kehilangan salah satu pelanggan terbesarnya. Apple juga dapat terdampak karena akan semakin sedikit pesaing dalam ekosistem ARM, yang dapat membatasi inovasi.

Dampak Finansial dan Reaksi Saham

Segera setelah keputusan ini diumumkan, saham Qualcomm dan ARM mengalami penurunan. Sebagai perusahaan yang bergantung pada pendapatan lisensi, ARM sendiri akan kehilangan pendapatan signifikan jika Qualcomm benar-benar tidak bisa melanjutkan produksi chipset berbasis ARM.

Qualcomm dan Desain Core Prosesor Nuvia

Pada 2021, Qualcomm mengakuisisi Nuvia, sebuah startup yang didirikan oleh mantan insinyur chip Apple. Nuvia memiliki desain prosesor khusus bernama Phoenix, yang difokuskan pada pasar server dan data center. Qualcomm berencana menggunakan desain prosesor ini untuk mengembangkan lini prosesor Snapdragon untuk laptop dan PC, yang disebut Core Orion di Snapdragon X Series.

Namun, ARM menolak transfer lisensi Nuvia ke Qualcomm melalui akuisisi ini. ARM berpendapat bahwa Qualcomm perlu menegosiasikan lisensi baru khusus untuk desain Nuvia. Qualcomm menolak tuntutan ini dan tetap melanjutkan pengembangan Core Orion untuk produk mereka. Konflik ini pun mencapai puncaknya, dan ARM kemudian memutuskan untuk mencabut lisensi ALA Nuvia.

Masa Depan Snapdragon dan Potensi Resolusi

ARM memberikan Qualcomm batas waktu 60 hari untuk menyelesaikan masalah ini, atau Qualcomm tidak akan dapat memproduksi chipset ARM dengan core prosesor khusus. Jika konflik ini berlanjut, Qualcomm mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan lini prosesor custom berbasis ARM di masa depan, yang akan mengganggu pasokan dan perkembangan produk seperti Snapdragon X dan Snapdragon 8 Gen 4.

Namun, beberapa pengamat menduga bahwa ini mungkin sekadar langkah negosiasi dari ARM sebelum kasus ini dibawa ke pengadilan pada bulan Desember. ARM mungkin hanya ingin menekan Qualcomm untuk menyetujui persyaratan lisensi baru yang lebih menguntungkan bagi ARM.

Kesimpulan

Kasus sengketa lisensi antara ARM dan Qualcomm ini memiliki dampak yang signifikan, tidak hanya pada kedua perusahaan tetapi juga pada industri teknologi secara keseluruhan. Masa depan chipset Snapdragon dan ekosistem ARM berada di persimpangan. Hasil dari kasus ini akan memengaruhi produsen perangkat, konsumen, dan mungkin mendorong inovasi lebih lanjut dalam industri chipset. Sementara sidang dijadwalkan pada bulan Desember, banyak pihak berharap bahwa kedua perusahaan dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan sebelum batas waktu berakhir.

Have any Question or Comment?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *