Berikut adalah langkah-langkah detail untuk menanam cabai rawit menggunakan pot dari bekas galon air mineral:
Alat dan Bahan:
- Galon Bekas Air Mineral – 1 buah.
- Pisau/Cutter – Untuk memotong galon.
- Bor, Solder, atau Besi Panas – Untuk membuat lubang drainase.
- Cat dan Kuas – Untuk mengecat bagian luar pot.
- Tanah – Sebagai media tanam.
- Kompos – Sebagai bahan tambahan media tanam.
- Sekam Mentah – Sebagai bahan campuran media tanam. (bisa beli di shopee)
- Arang Sekam – Untuk memperbaiki struktur tanah. (bisa beli di shopee)
- Kapur Dolomit (opsional) – Untuk menetralkan pH tanah. (bisa beli di shopee)
- Bibit Cabai Rawit – Sebagai tanaman utama. (bisa beli di shopee)
- Air – Untuk penyiraman.
- Pupuk NPK 16-11 – Untuk pemupukan. (bisa beli di shopee)
- Pupuk Karate Plus Boroni – Untuk pemupukan tambahan. (bisa beli di shopee)
- Pestisida – Untuk mencegah hama. (bisa beli di shopee)
- Fungisida – Untuk mencegah penyakit jamur. (bisa beli di shopee)
Langkah-langkah:
-
Memotong Galon:
- Potong galon menjadi dua bagian dengan mengikuti alur garis yang ada pada galon.
- Gunakan pisau atau cutter untuk memotong dengan hati-hati agar potongannya rapi.
-
Membuat Lubang Drainase:
- Buat beberapa lubang kecil di bagian bawah galon untuk drainase.
- Lubang-lubang ini berguna agar air tidak menggenang di dalam pot dan akar tanaman tidak membusuk.
- Anda bisa menggunakan bor, solder, atau besi yang dipanaskan untuk membuat lubang.
-
Mengecat Galon:
- Cat bagian luar galon untuk mempercantik dan melindungi akar tanaman dari sinar matahari langsung.
- Setelah pengecatan selesai, jemur pot hingga cat benar-benar kering.
-
Mempersiapkan Media Tanam:
- Campurkan tanah, kompos, sekam mentah, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1:1.
- Jika tersedia, tambahkan satu genggam kapur dolomit untuk menetralkan pH tanah.
- Aduk semua bahan hingga tercampur rata.
-
Mengisi Pot dengan Media Tanam:
- Setelah pot kering, isikan media tanam yang sudah dicampur ke dalam pot.
- Pastikan pot terisi penuh namun tidak terlalu padat, sehingga akar bisa tumbuh dengan baik.
-
Penempatan Pot:
- Letakkan pot di tempat yang mendapatkan sinar matahari penuh.
- Siram media tanam sebelum melakukan penanaman bibit.
-
Menanam Bibit Cabai:
- Buat lubang kecil di tengah-tengah pot, sedalam daun lembaga bibit.
- Masukkan bibit cabai ke dalam lubang dan timbun kembali dengan tanah.
- Siram sedikit-sedikit untuk menjaga kelembaban tanah.
-
Perawatan Rutin:
- 10 Hari Setelah Tanam: Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
- Pemupukan: Gunakan pupuk NPK 16-11 dengan dosis 1 sendok makan larutkan dalam 3 liter air, siramkan ke pot setiap 1 minggu sekali. Untuk setiap pot, siramkan satu gelas larutan pupuk.
- 25 Hari Setelah Tanam: Jika tanaman tampak lebih rimbun, lakukan pemangkasan pucuk untuk merangsang pertumbuhan tunas baru.
- 45 Hari Setelah Tanam: Pasang ajir atau penopang untuk tanaman agar tidak roboh terkena angin atau hujan.
- Penyemprotan Pestisida dan Fungisida: Lakukan penyemprotan setiap minggu menggunakan fungisida dan pestisida sesuai dosis yang dianjurkan. Campurkan fungisida dan pestisida ke dalam 1 liter air dan semprotkan pada pagi atau sore hari.
-
Pemanenan:
- 60-80 Hari Setelah Tanam: Cabai sudah mulai berbuah dan sebagian mulai memerah. Anda bisa memanen cabai pertama saat sudah cukup banyak yang berwarna merah.
- Lakukan pemetikan bersama tangkai untuk menjaga kesegaran buah.
Dengan langkah-langkah ini, Anda bisa menikmati hasil panen cabai rawit yang subur dan sehat!
Untuk lebih jelasnya, simak video berikut
kanalesia.com | Bringing the knowledge you need