Kisah Hantu yg selalu Muncul di Lomba Agustusan


Di sebuah desa kecil bernama Gamberejo, sudah menjadi tradisi tahunan untuk mengadakan lomba Agustusan, terutama untuk merayakan hari kemerdekaan. Namun, tahun 2021, suasana perayaan ini mengalami perubahan yang tak terduga.

Setiap tahunnya, lomba-lomba tersebut biasanya diadakan dari sore hingga malam hari. Hal ini disesuaikan dengan jadwal warga yang sibuk bekerja di siang hari. Tahun ini, suasana perayaan terasa berbeda karena adanya kejadian aneh yang mengganggu suasana.

Malam itu, setelah acara dibuka dengan musik dan tepuk tangan meriah, lomba balap karung dimulai. Acara ini khusus untuk ibu-ibu yang telah mendaftar. Semangat para peserta terlihat jelas, meskipun mereka sedikit khawatir karena sudah berusia lanjut. Salah satu peserta, Ibu Ningsih, bercanda tentang bagaimana dia telah berlatih keras agar bisa menang dan mendapatkan hadiah teflon baru.

Namun, saat lomba berlangsung, suasana tiba-tiba berubah mencekam. Di antara keramaian dan tepuk tangan penonton, terdengar suara-suara aneh dan pandangan mata yang tidak biasa. Penonton mulai merasa tidak nyaman ketika melihat sosok misterius di antara mereka.

Sosok yang dimaksud adalah Sulastri, hantu yang sudah menjadi legenda di desa tersebut. Keberadaan hantu Sulastri sudah berlangsung selama dua tahun berturut-turut dan selalu muncul pada saat lomba Agustusan diadakan. Ketika desa mengalami ketakutan akibat kemunculan Sulastri, warga pun memutuskan untuk menghentikan lomba pada tahun-tahun berikutnya.

Kabar ini sampai ke telinga Bapak RW yang tidak ingin perayaan tahun ini dibatalkan. Dia menerima berita baik dan buruk dari Ibu Astuti. Berita baiknya, desa Gamberejo telah terpilih sebagai desa teladan dan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba selanjutnya dengan hadiah dana bantuan yang besar serta beasiswa untuk anak-anak. Namun, berita buruknya adalah mereka harus mengadakan lomba Agustusan dengan segala resikonya.

Meskipun Bapak RW merasa khawatir, dia tetap memutuskan untuk melanjutkan lomba dengan berbagai hadiah menarik, termasuk barang-barang elektronik dan uang tunai. Dia merasa bahwa lomba Agustusan harus tetap diadakan untuk menjaga semangat dan kegembiraan warga desa.

Namun, Ibu Astuti mengingatkan Bapak RW tentang kemungkinan kemunculan hantu Sulastri yang bisa mengganggu acara. Bapak RW, meskipun sedikit cemas, memutuskan untuk tetap melanjutkan acara dengan keyakinan bahwa mereka bisa mengatasi masalah tersebut.

Sementara itu, anak kecil bernama Angga merasa sangat sedih karena tidak bisa ikut lomba. Angga adalah anak yang sering diolok-olok dan dianggap berbeda oleh teman-temannya. Ayah Angga mencoba untuk menenangkannya dengan mengatakan bahwa mereka akan membuatkan lomba khusus untuk Angga. Ayah Angga juga berjanji akan memberikan hadiah jika Angga bisa ikut lomba.

Pada malam acara, Angga secara diam-diam memutuskan untuk menyaksikan perlombaan. Dalam suasana lomba yang meriah dan bising, Angga tiba-tiba bertemu dengan sosok ibu yang seharusnya menjadi hantu tersebut. Angga berbicara dengan lembut kepada sosok tersebut, yang ternyata adalah hantu ibunya, meminta agar ibu mau ikut lomba dengannya.

Hantu ibunya, yang ternyata memiliki niat baik, setuju untuk menemani Angga dan ikut lomba bersamanya. Dalam perlombaan tersebut, Angga akhirnya merasakan kebahagiaan dan dukungan yang selama ini diinginkannya. Mereka berdua ikut lomba balap karung dan Angga merasa sangat bahagia dapat berkompetisi bersama ibunya.

Kisah ini berakhir bahagia dengan desa Gamberejo memenangkan lomba dan mendapatkan hadiah besar. Sebanyak 20 anak, termasuk Angga, mendapatkan beasiswa penuh hingga perguruan tinggi. Desa Gamberejo berhasil mengatasi ketakutan mereka dan merayakan kemenangan dengan penuh sukacita.

Dengan semangat yang baru dan kemenangan yang membanggakan, desa Gamberejo terus memupuk rasa kebersamaan dan kegembiraan di antara warganya, mengukir kenangan indah di setiap perayaan Agustusan.

Untuk lebih jelasnya, simak video berikut

Have any Question or Comment?

Leave a Reply