Malam itu, suasana di warung sate kecil pinggir jalan terasa begitu lengang, hingga membuat si penjual sate merasa aneh. “Kenapa malam ini sepi banget, ya?” gumamnya sambil melihat sekeliling yang sunyi senyap. Ia lalu melirik kalender, dan barulah ia tersadar—ternyata malam itu adalah Malam Jumat Kliwon. Tanpa disadarinya, malam mistis itu akan mendatangkan pelanggan istimewa.
Kedatangan Sosok Misterius
Di kejauhan, terlihat bayangan samar-samar seorang wanita berjalan mendekat. Wajahnya cantik namun pucat, pakaiannya khas dan sedikit usang, tampak sedikit berkilau di bawah cahaya bulan. Wanita itu adalah Sundel Bolong, hantu legendaris yang pernah menggemparkan dunia perfilm-an Indonesia di era 1980-an. Terbangun dari tidur panjang selama 40 tahun, Sundel Bolong mengira baru tidur sebentar dan ingin menghidupkan kembali reputasinya sebagai hantu paling menakutkan.
Tanpa basa-basi, ia memesan, “Bang, sate 200 tusuk!” Penjual sate itu terkejut namun segera menyanggupi pesanan besar tersebut. Dalam hatinya, ia merasa bersyukur karena baru saja mendapat “penglaris” di saat mau tutup. Sambil menunggu, Sundel Bolong duduk manis, menikmati aroma sate yang sedang dibakar. Ia merasa senang bisa kembali menakut-nakuti manusia dan, tentu saja, menikmati hidangan yang disukainya.
Reuni dengan Dunia Baru
Ketika sate hampir siap, Sundel Bolong mulai berbincang dengan si penjual. Ia penasaran, bertanya tentang malam Jumat Kliwon dan bahkan melontarkan pertanyaan polos, “Bang, kalau ada setan tapi cantik gitu, abang takut gak?” Penjual sate yang mulai merasakan sesuatu aneh, menjawab sambil bercanda, “Biarpun cantik, kalau setan ya tetap takutlah, Neng.”
Namun, tak lama kemudian ia menyebutkan hantu yang paling cantik, dan tanpa sadar menyebut “Kuntilanak.” Merasa tersinggung, Sundel Bolong pun teringat bahwa ia dulunya adalah hantu paling terkenal. Sambil cemberut, ia mengingat masa-masa ketika dirinya menjadi ikon horor yang populer.
Dalam percakapan, penjual sate menyebutkan bahwa sekarang tahun 2024. Sundel Bolong terkejut, menyadari dirinya telah tertidur begitu lama, bahkan ia merasa sedih bahwa kecantikannya mungkin sudah memudar akibat tidur lama tanpa perawatan. Namun, ia menepis rasa insecure-nya dengan harapan bahwa ia tetap bisa menarik perhatian manusia.
Dua Pemuda yang Berebut Perhatian
Di tengah percakapan, datang dua pemuda yang juga melihat sosok misterius Sundel Bolong. Mereka terlihat saling memandang dan mulai berbicara, seakan terpesona oleh kecantikan klasiknya. Pemuda-pemuda itu akhirnya malah saling berebut, mendekati Sundel Bolong sambil saling menjatuhkan. “Hei, Neng, boleh kenalan nggak?” seru salah satu pemuda, diikuti ejekan dan komentar dari pemuda lainnya.
Sundel Bolong, yang mengira mereka saling berebut karena terpesona olehnya, mulai merasa senang. “Akhirnya, aku masih punya pesona!” pikirnya. Namun, betapa terkejutnya ia saat sadar mereka sebenarnya hanya berdebat untuk sate yang ia pesan. Pemuda pertama mengeluh, “Aku yang pertama kali teriak sate duluan!” sementara pemuda lain menjawab, “Aku yang pertama datang ke sini!” Keduanya akhirnya sadar bahwa sate sudah habis karena dipesan oleh Sundel Bolong.
Kekacauan di Warung Sate
Sementara itu, beberapa ibu-ibu yang berada di sekitar warung sate menatap Sundel Bolong dengan tatapan aneh. Mereka bergumam, “Ih, ibu-ibu dari mana sih ini?” Merasa tidak dihormati, Sundel Bolong sedikit kesal. “Ibu-ibu? Hah! Aku ini masih cantik dan muda!” Namun, kekesalannya tak berhenti di situ. Ia semakin heran ketika seorang pemuda menyebutnya “Mbah”—sebuah panggilan yang membuatnya semakin sadar bahwa zaman memang telah berubah.
Sundel Bolong akhirnya pergi, meninggalkan warung sate dengan perasaan campur aduk. Meskipun ia sempat merasa malu, ia juga bangga karena sedikit banyak ia masih bisa membuat kehebohan. Ia tahu, popularitasnya mungkin sudah memudar, tetapi ia masihlah Sundel Bolong yang dulu ditakuti dan dihormati.
Pesan dari Kisah Malam Jumat Kliwon
Kisah ini menunjukkan bahwa terkadang, hal-hal yang dulu menyeramkan bisa menjadi sumber hiburan ketika dilihat dari sudut pandang berbeda. Sundel Bolong, dengan segala keunikannya, tetap menjadi bagian penting dari kisah horor dan budaya populer di Indonesia. Meskipun era film horor telah berubah, sosok Sundel Bolong tetap mewarnai cerita-cerita rakyat yang menghidupkan suasana malam Jumat Kliwon.
kanalesia.com | Bringing the knowledge you need