KARENA INI aku setiap panen tembus 14 TON, yakin gak mau..? cara meningkatkan hasil panen padi


Tahap-tahap Generatif Pertumbuhan Padi dan Perlakuan Khusus Saat Padi Bunting

Dalam budidaya tanaman padi, terdapat lima fase generatif yang perlu diperhatikan dengan saksama untuk memastikan panen yang optimal. Setiap fase memiliki peran penting dalam menentukan hasil gabah yang akan dihasilkan. Kegagalan dalam menerapkan perlakuan pada satu fase saja dapat mengakibatkan penurunan hasil panen, bahkan kegagalan panen secara keseluruhan.

Salah satu fase paling krusial adalah fase bunting, di mana padi mulai mempersiapkan pembentukan bunga dan bulir. Berikut adalah penjelasan mengenai fase-fase generatif tersebut serta perlakuan yang dibutuhkan oleh tanaman padi.

1. Fase Primordia (40-50 Hari Setelah Tanam)

Fase ini merupakan awal pembentukan organ reproduksi pada tanaman padi. Pada fase ini, tanaman padi memerlukan nutrisi yang melimpah untuk mendukung pembentukan organ reproduksi yang menghabiskan energi tiga kali lebih banyak dibandingkan pembentukan batang atau daun.

Kebutuhan Nutrisi:

  • Unsur hara fosfat dan kalium sangat penting untuk mendukung pertumbuhan organ reproduksi.
  • Waktu terbaik untuk aplikasi pupuk fosfat dan kalium adalah mendekati fase primordia.

Rentan terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT):

  • Karena energi tanaman lebih difokuskan pada pembentukan organ reproduksi, kekebalan tanaman berkurang, sehingga lebih rentan terhadap OPT.

2. Fase Bunting (50-60 Hari Setelah Tanam)

Fase bunting merupakan fase kritis di mana padi memulai pembentukan bulir. Pada tahap ini, kecukupan air sangat penting. Padi membutuhkan genangan air setinggi 5-7 cm selama 3-5 hari untuk memaksimalkan proses fotosintesis.

Kebutuhan Air dan Nutrisi:

  • Kebutuhan air yang tinggi untuk mendukung fotosintesis dan produksi energi bagi tanaman.
  • Nutrisi yang perlu diberikan pada fase ini adalah kalsium dan boron, yang diberikan melalui penyemprotan (spray).
  • Penyemprotan nutrisi dilakukan secara bergantian (rolling) setiap 4-5 hari sekali, dengan pola rotasi antara fosfat, kalium, kalsium, boron, serta unsur hara mikro lainnya.

Tambahan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh):

  • Untuk memaksimalkan pertumbuhan organ reproduksi, aplikasi hormon asam giberelat diperlukan pada fase ini. Hormon ini akan merangsang keserempakan keluarnya malai, meningkatkan potensi panen.

3. Fase Penyerbukan Bunga (60-70 Hari Setelah Tanam)

Pada fase ini, tanaman padi melakukan proses penyerbukan, yang merupakan tahap penting dalam pembentukan bulir padi yang nantinya akan diisi.

4. Fase Pengisian Bulir (70-80 Hari Setelah Tanam)

Setelah proses penyerbukan, tanaman padi memasuki fase pengisian bulir. Pada fase ini, bulir-bulir padi mulai terisi dengan nutrisi yang diserap oleh tanaman.

5. Fase Pematangan Buah (80-90 Hari Setelah Tanam)

Fase terakhir adalah fase pematangan buah, di mana bulir padi mencapai kematangan penuh dan siap untuk dipanen.


Perlakuan Khusus Saat Fase Bunting:

Pada fase bunting, perhatian ekstra diperlukan agar bulir padi dapat terisi penuh, Bernas, dan berbobot. Nutrisi seperti kalsium dan boron harus diaplikasikan melalui penyemprotan secara rutin untuk mendukung pembentukan bulir yang optimal. Selain itu, pemberian hormon zpt sangat disarankan untuk merangsang keserempakan keluarnya malai dan memaksimalkan hasil panen.


Kesimpulan: Memahami fase-fase generatif pertumbuhan padi dan memberikan perlakuan khusus yang tepat pada setiap fase, terutama pada fase bunting, sangat penting untuk mencapai hasil panen yang optimal. Kecukupan nutrisi dan air selama fase ini akan menentukan seberapa baik pertumbuhan bulir padi dan hasil gabah yang didapatkan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, petani dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan, memastikan bulir padi Bernas, berbobot, dan terisi penuh hingga ke pangkal malai.

Have any Question or Comment?

Leave a Reply